Ujian 3, Gagal 3
Parah lah.
Aku tahu kalau hari ini aku ada 3 mid-tests: Poetry, Speaking, dan Approaches,
Methods, amd Techniques (AMT). Tapi, seperti yang aku tuliskan di post
sebelumnya, akhirnya aku tidak belajar sama sekali semalam sebelum ujian. Pagi
tadi, aku sebenarnya sampai di kelas 15 menit sebelum ujian dimulai. Kalau aku
mau, aku bisa saja membaca semua materi dengan sistem scanning, tapi melihat handout
yang cukup banyak dan istilah-istilah dalam Poetry yang cukup susah, maka aku hanya membaca sebagian kecil dari
handout itu. Saat kertas ujian
dibagi, seperti sudah diduga, banyak istilah yang tidak saya ketahui. Itulah
babak penghabisan pertama.
Ini nih, yang istimewa dari mid-test hari ini, ada 2 ujian yang berlangsung bersamaan pukul
07.00 yaitu Poetry tadi dan Speaking. Walah. Beginilah nasib
mahasiswa yang mengambil double semesters.
Untungnya, dosen Speaking
sangat pengertian, jadi beliau memberiku izin untuk datang setelah
menyelesaikan ujian Poetry karena
materi ujian Speaking CUMA
menyelesaikan anak-anak yang belum mendapat jatah maju untuk impromptu speech, termasuk aku.
Begitu selesai mengerjakan Poetry –yang aku sama sekali nggak yakin sama jawabannya—dalam satu
jam, aku langsung menuju ke ruangan ujian Speaking.
Adik-adik tingkat langsung menengok, tersenyum, dan tertawa begitu melihatku
baru masuk jam 08.00. Mereka tidak tahu apa yang baru saja aku alami :’)
hahaha.
Aku sempat menyaksikan tiga orang adik tingkat maju sebelum
akhirnya kertas lottery yang
bertuliskan namaku diambil oleh dosen. Aku berjalan ke depan dan mengambil topic lotteryku. Aku mendapatkan topik teacher. Itu termasuk topik yang gampang
karena beberapa teman sebelumnya ada yang mendapatkan topik agak antik seperti ‘kalau
kamu jadi hewan, kamu mau jadi apa dan kenapa’, ‘sebutkan tiga kegunaan lain
payung selain untuk hari panas dan hujan’, ‘menurut kamu, mana yang lebih dulu:
ayam atau telur’, dan sebagainya.
Aku berpikir sekitar satu menit dan aku memutuskan untuk
membicarakan bahwa aku tidak ingin menjadi guru. Awalnya semuanya berjalan
lancar, namun tiba-tiba aku nge-blank dan
diperparah dengan tidak sengaja melihat salah seorang teman menunjukkan wajah “what are you talking about?”. Sial.
Padahal kan aku sedang mempraktekkan good
eye contact dengan melihat setiap audiens, eh malah bikin makin nge-blank. Alhasil, aku pun berbicara out of topic sampai akhir speech. Baiklah, babak penghabisan
kedua.
Ujian Speaking selesai
pukul 09.00 dan ujianku selanjutnya masih jam 11.00. Aku pun memutuskan untuk
mengungsi ke McD terdekat untuk belajar sekaligus membeli sarapan dan my favorite iced coffee. Di sana, niat belajarku agak ter-distract karena keasyikan ngobrol dengan temanku yang katanya mau
mengerjakan tugas. Cewek.
Pukul 10.45, aku sudah sampai lagi di kampus. Sebenarnya aku
masih ada waktu untuk membuka-buka materi perkuliahan minggu lalu, tapi itu
tidak kulakukan. And later, I realized
that I’d done a stupid thing. Soal berjumlah 3 halaman pun sudah di tangan.
Soal-soal awal adalah Yes/No Questions. Masih bisa dikira-kira lah, ya.
Sayangya, dua soal terakhir adalah soal uraian yang aku sama sekali tidak terbayang
apa jawabannya. I really had no idea. At all.
Menit demi menit berlalu kuhabiskan dengan melamun, mencari
secercah inspirasi, tapi tidak kutemukan. Menit berikutnya kuhabiskan dengan
menulis quotes akan kebodohan dan
kemalasanku. Malah refleksi gitu ceritanya.
Intinya adalah, JANGAN PERNAH meremehkan ujian. BELAJAR dan
BELAJAR. Masih mending belajar semalam ujian daripada sama sekali nggak
belajar. Beneran, deh. Penyesalan selalu datang terakhir, kan?
Good luck for those who still have to do
some exams, including me.
Rabu, 25 Maret 2015, 21:51
(Agatha Elma Febiyaska)
Comments
Post a Comment