Suka Nulis, kan?

Wah.

Banyak sekali hal yang sebenarnya ingin aku ceritakan karena banyak hal yang aku alami dari kemarin sampai hari ini tadi. However, it’s better to only choose one thing J

So, tadi ketika selesai kelas Critical Reading and Writing (CRW), yang aku ambil bersama dengan adik angkatan karena tahun lalu aku ‘berlibur’ sejenak di Negeri Ginseng, adik tingkat yang duduk di sebelahku tiba-tiba bertanya,

“Kak, Kak Elma suka nulis kan?”

Aku cukup kaget mendengar pertanyaan itu karena aku merasa nggak pernah bercerita apa-apa tentang menulis ke dia. Atau mungkin aku menyebutkannya ketika awal pertemuan ya? Hmmm..

“Iya, kenapa?” aku balik bertanya.

“Pernah nulis-nulis cerpen gitu?”

“Sering…..” dulu ketika masih SMA, lanjutku dalam hati.

“Nah, jadi kemarin ada suatu penerbit gitu nawarin aku buat nerbitin buku gitu. Tapi aku sekarang udah jarang nulis. Kakak mau nggak?”

WHAT?! Ya mauuuuuu! It’s always been my dream to be a writer which writes many books.

“Seriusan? Tapi buku kumpulan cerpen gitu, ya?”

Jujur, aku sudah lama tidak menulis cerpen dan aku mulai meragukan apakah itu benar-benar bakatku. Tapi, aku sangat ingin menerbitkan novel. Aku sudah punya naskah ‘novel’ yang sudah kutulis sejak beberapa waktu yang lalu. Aku sangat ingin mewujudkannya menjadi sebuah novel yang dijual di toko buku.

“Kemarin sih ada temenku anak Sastra Indonesia yang udah nerbitin buku kumpulan puisi gitu. Tapi dia cuma cetak dua puluh eksemplar dulu gitu.”

“Jadi, kalo misal masukkin naskah novel gitu bisa nggak, ya?”

“Hmmm.. ya mungkin bisa, Kak. Tapi mungkin ada syarat-syaratnya gitu dan harus masuk editor dulu buat nentuin temanya sesuai nggak sama keinginan penerbit.”

“Wah, penawaran yang menggiurkan banget! Mau banget aku, tapi aku masih butuh waktu buat mikir.”
Iya, aku masih harus memantapkan hati apakah aku bisa konsisten untuk terus menulis? Apakah naskah ‘novel’ yang aku buat sudah layak?

Sungguh, aku ingin sekali mewujudkan mimpiku untuk menjadi penulis. Dulu ketika SMP sampai SMA, aku berkali-kali mengirimkan cerpenku ke majalah-majalah remaja nasional, namun tidak ada satu pun yang dimuat. Pernah sekali, ketika aku kelas 10 atau 11, salah satu cerpenku dimuat di majalah regional. Itu adalah pencapaian terbesarku dalam dunia tulis-menulis.

Menyedihkan? Sedikit. Selanjutnya, aku memang jadi jarang menulis karena berbagai hal, salah satunya rasa putus asa yang mulai muncul. Tapiiiiiii……. Ide-ide cerpen dan novel masih terus bermunculan secara misterius di benakku. Hanya saja, ketika tiba waktu untuk mencurahkannya ke dalam kata-kata, I was always stuck even in the first paragraph! Aku tahu bagaimana cerita itu akan berjalan, tapi aku tidak tahu bagaimana mengawali semuanya. Banyak lho, cerpenku yang mandhek padahal baru nulis beberapa kalimat.
 
Kalau sudah begitu, yang kulakukan adalah meninggalkan cerita tersebut dan kembali lagi setelah beberapa waktu atau bahkan meninggalkannya terbengkalai begitu saja. Yang ajaib adalah ketika aku tidak mendapatkan inspirasi untuk menyelesaikan cerpen yang sudah kumulai, aku justru mendapatkan inspirasi untuk menulis novel.

Well, menulis novel pun tidak mudah. Iya sih. Jadi, untuk kembali mengasah dan meningkatkan kemampuan menulisku, aku mulai mencoba rutin menulis di blog ini. Semoga ya, dengan ini, aku bisa kembali termotivasi untuk menulis dan menghasilkan karya J

Aku suka menulis, kok!


Anyway, ngomongin soal nulis,
aku jadi inget kamu. Kamu masih suka nulis, kan?
Aku kangen masa di mana aku suka nulis
di blog ini dan kamu suka nulis
di blogmu.
Aku baca posts yang ada di blogmu.
Tapi kamu pasti nggak pernah baca postsku. Haha.
Sampai akhirnya, sekarang aku nggak bisa
Buka blogmu lagi.
Nggak tau kenapa, tapi aku nggak mau
berpikiran negatif.
Malah dengan begitu, aku jadi
terhindar dari rasa itu.
Iya, aku masih ada di sini.
Dalam diam.






Kamis, 19 Maret 2015, 23:27

(Agatha Elma Febiyaska)

Comments

Post a Comment

Popular Posts