Kena, ya...
"Pernah ku mencoba 'tuk sembunyi, namun senyummu terus mengikuti..."
(Iwan Fals - Yang Terlupakan)
Sepenggal lagu yang menggambarkan garis besar kisahku. Malam Minggu, 4 Maret 2012, sahabatku Anggi mengirimiku penggalan lagu tersebut dan malam Senin 5 Maret 2012, aku mengunduh lagu itu dan terus menerus mengalun di dekatku...
Senyum. Hal sederhana dan mudah dilakukan. Namun jika mengingat sebuah senyum (eerrrr.... si pemilik senyum, actually), senyum tersebut tidak bisa dianggap sederhana mengingat segala kisah di balik senyum itu dan rentetan peristiwa dari senyum pertama, masa ketika tak ada senyum, dan usaha-usaha yang dilakukan untuk mengembalikan senyum itu. Segalanya begitu rumit, penuh usaha, dan penuh emosi. Mengusahakan senyuman yang kemarin itu tak se-sederhana bentuk senyuman itu.... Dan ketika senyum itu teringat ataupun terbayang, senyum itu, si empunya senyum, dan segala kisah pendukung senyum itu pun langsung berkelebat memenuhi benak. Alhasil, nafas panjang dan tak jarang air mata harus turun tangan. Kisah yang tak sedikit itu, kisah yang unik itu, kisah yang mempertaruhkan banyak hal itu, tidak akan mudah (dan bahkan tidak akan bisa) terhapus.
Senyum. Hanya seulas tipis. Namun yang tertoreh di sana, di dasar sana, tak pernah setipis itu. Begitu dalam torehan di sana. Membekas jelas dan, ya, tak akan hilang. Seperti apa yang aku rasakan selama ini. Rasa yang tak pernah menguap, tapi ya, pernah dan kerap meragu.
Senyum. Sekarang aku harus menghadapi semuanya dengan senyum. Mungkin aku belum bisa rela dan ringan , tapi aku bisa memudahkan segalanya dengan senyuman. Kemarin sahabatku, Rhe, mengajukan pertanyaan yang mengingatkan semakin singkatnya waktuku untuk terus melanjutkan kisahku yang memang sedang dalam usaha untuk ku akhiri. Aku heboh menanggapinya, namun sebenarnya aku sudah bisa tersenyum menghadapi kenyataan itu. Menghadapi ending yang sudah semakin memunculkan diri di depan sana...
"Senyumanmu masih jelas terkenang. Hadir selalu seakan tak mau hilang dariku..."
(Sandy Sandhoro - Tak Pernah Padam)
Kau perlu tahu: senyumku selalu untukmu
dan senyummu selalu ada di hatiku...
Kamar Saka, Dengerin D'Cinnamons, 19:59
(Agatha Elma Febiyaska)
Comments
Post a Comment