Ash Wednesday

Hmmm… Mau cerita apa ya, hari ini?

Hari ini adalah hari Rabu Abu, yang merupakan awal masa pertobatan (selama 40 hari) umat Katolik menjelang Paskah. Seharusnya hari ini aku melakukan puasa dan pantang. Puasa dalam Katolik berarti makan kenyang satu kali dalam sehari. Sedangkan pantang berarti memilih untuk tidak makan garam, tidak makan daging, tidak merokok, atau tidak jajan. Lebih baiknya, puasa dan pantang dibarengi dengan perilaku yang baik kan?

Sayangnya, aku malah melanggar hampir semua aspek. Pagi tadi aku sudah sarapan dua buah pisang dan air putih. Biasanya, satu buah pisang saja bisa menahanku untuk tidak makan sampai siang. Tapi tadi, aku ada jeda kuliah satu jam dan aku tidak tahu harus ke mana dan ngapain, jadi aku pulang saja. Di perjalanan pulang, aku mampir ke sebuah minimarket dan membeli onigiri beserta camilan keripik kentang, which means aku udah melanggar pantangan untuk makan garam jajan. Oke.

Setelahnya, aku masih merasa optimis bisa bertahan kenyang sampai besok setelah makan satu onigiri dan sebungkus keripik kentang. Namun ketika aku berangkat kuliah dan pulang lagi untuk menghabiskan jeda kuliah dua jam, aku malah makan gado-gado yang sudah dibelikan Ibu. Jadi, aku batal puasa karena sudah makan dua kali. Baiklah.

Meskipun sudah melanggar dua pantangan dan sekaligus membatalkan puasa, aku masih berharap bisa menjalani sisa hari dengan sikap yang baik supaya di hari awal masa pertobatan ini aku tidak buruk-buruk amat.

Ealah, emang sepertinya setan-setan sedang suka menggodaku, aku pun membolos kuliah jam 14.00 karena sebelumnya aku tidur dan ketika alarm berbunyi, aku masih merasa ngantuk, jadi aku teruskan saja tidur siangku.

Untungnya, sore harinya aku tidak lupa untuk pergi ke Gereja. Kalau sampai lupa kan, sempurna sudah kegagalanku untuk taat dan berbuat baik di hari baik ini.

Dari kejadian-kejadian itu, aku menyimpulkan bahwa aku masih amat sangat malas dan mudah tergoda hal-hal buruk. Sebenarnya selalu ada keinginan untuk mengalahkan si jahat, tapi kenapa keinginan itu kerap kali tidak cukup kuat untuk melawan? Aku harus banyak memperbaiki sikap di sana-sini untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi ke depannya. Bukan hanya untuk kepentingan pribadiku, namun juga untuk orang-orang di sekitarku.


"Bertobatlah dan percayalah kepada Injil."
"Amin."


Rabu, 18 Februari 2015, 20:00

(Agatha Elma Febiyaska) 

Comments

Popular Posts