Namamu dalam Diamku

ketika mentari sudah lama beranjak ke belahan bumi lain
ketika ragaku, bahkan jiwaku telah mencapai titik lelahnya
ketika acara televisi sudah mulai melantur

kurebahkan tubuh di ranjang
hanya langit kamar yang kupandang
hingga aku terduduk dengan tiba-tiba

kukatupkan kedua tanganku
kupejamkan mataku
kubuat tanda kemenangan itu

semua, semua yang kurasakan tercurah di situ
dalam hening kamar
dalam peluk kuasaMu

syukur dan permohonan kuucapkan
dalam diam
diam yang mewakilkan segalanya

namamu
namamu juga selalu ada di sana
dalam diamku setiap malam

sampai malam ini
aku hanya bisa mencintaimu seperti ini
mengucap namamu dalam mohon padaNya

tidak meminta untuk memiliki
hanya memohon kebahagiaan untukmu
berkat untukmu

Tuhan tahu inginku sesungguhnya
aku tahu Tuhan punya rencana
dan aku tahu diri

sebelum rencana itu terwujud dalam kuasaNya
hanya ini yang bisa aku lakukan
mengucap namamu dan memohonkan berkat

aku dan kamu
tidak harus berakhir satu
meski itu inginku

selama ini kita diam
tidak ada yang tahu kala hati berbisik
tidak ada yang mengerti

tapi Tuhan tahu
Tuhan sudah siapkan rencana
kita yang harus berusaha untuk menikmatinya




aku, yang sepi dalam ucap
namun ramai dalam hati
Tuhan memberkati!






Warung Internet, dalam libur yang membosankan, 10:21
(Agatha Elma Febiyaska)

Comments

Popular Posts