Bolos Beralasan
Hi, I’m here in a fast
food restaurant while I’m supposed to be in the class now!
Forgive me for doing
truancy for few times this week. Well, these days have been very tiring and
confusing. My body feels like I have nothing to do, but my mind cannot stop
thinking about my assignments and my future.
Udah sejak awal semester kemarin, rasanya aku tuh udah males
kuliah. Bahkan di beberapa kesempatan sempat muncul beberapa pikiran untuk
menjauhkan aku dari kejenuhan kuliah ini, seperti:
1.
Pindah kampus
2.
Cari program pertukaran pelajar (lagi)
Kenapa pindah kampus? Karena aku sempat mikir apakah aku
beneran ngerasa semakin nggak cocok sama jurusan yang sekarang aku ambil.
Maklum aja, dulu ketika milih untuk masuk jurusan ini, aku cuma menuruti
perkataan orang tuaku. Pada saat itu aku sama sekali tidak terpaksa untuk
memilih jurusan ini, soalnya kalau ditanya aku mau masuk jurusan apa selain
ini, aku juga tidak tahu. Aku belum bisa melihat ke mana masa depanku mengarah.
Bahkan sampai saat ini pun masih begitu. Yang aku tahu cuma aku selalu ingin bekerja di
majalah. Apa iya aku seharusnya masuk Sastra Indonesia? Atau Ilmu Komunikasi?
Satu hal yang membuat aku berusaha untuk terus bertahan di jurusanku sekarang
adalah karena aku suka Bahasa Inggris, tidak untuk pendidikannya. Aku suka saja
membahas mengenai pendidikan, tapi aku bukanlah calon pengajar yang baik sejauh
ini, berdasarkan pengalamanku. Jadi, iya, berasa pengen pindah kampus untuk mencari
di mana sebenarnya hatiku berlabuh. Kalau aku nggak inget berapa banyak uang
yang udah orang tuaku tanam di kampusku sekarang, aku bakalan dengan enaknya
pindah kampus lain.
Kedua, kenapa aku pengen cari program pertukaran pelajar?
Jelas karena dengan mengikuti program seperti itu, di samping harus belajar
(yang tidak terlalu ngoyo, berdasarkan pengalamanku yang lalu; tapi emang aku
juga nggak pernah ngoyo sih kalo belajar hehe), aku bisa jalan-jalan
mengeksplor tempat baru. Seru kan? Secara aku juga suka jalan-jalan ke tempat
baru. Bahkan, kalau ada program pertukaran pelajar untuk setahun pun, akan aku
coba kok! Apalagi kalo ada program ke luar negeri gratisan, pasti aku coba deh!
Nggak pengen menyia-nyiakan kesempatan kayak gitu J
Sekarang nih, ya, kalo dilihat dari dua rincian di atas, apa
yang bisa kalian simpulkan? Aku orangnya bosenan ya? Bisa dibilang sih iya. Aku
sekarang lagi masa-masanya suka ‘pindah-pindah’ ke sana-sini. Aku lagi suka
nyoba hal-hal baru. Bahkan hal-hal yang aku takutin sekali pun, kayak berbicara
di depan umum dan berinteraksi dengan orang-orang baru. Iya, aku takut.
Beneran.
Berbicara di depan banyak orang adalah hal yang selalu aku
hindari dulu. Tapi sekarang, aku sedang mencoba memaksa diriku untuk berani
tampil dan latihan berbicara di depan banyak orang karena itu akan sangat
membantuku di masa depan. Seperti nanti malam, aku mau menjadi pembicara untuk
diskusi kecil bertemakan Life in
Diversity yang diadakan oleh sebuah komunitas. Aku baru saja ‘ditembak’
sebagai pembicara kemarin hari Minggu! Dan aku tidak kuasa untuk menolak karena
aku orangnya terlalu rikuh-an. Semakin ke sini, aku mikir juga kalo kesempatan
itu merupakan kesempatan yang bagus untuk latihan public speaking. Wish me luck!
Selain takut berbicara di depan umum, aku juga takut untuk
berinteraksi dengan orang-orang baru. Kenapa? Awalnya aku mengira aku adalah
sosok pemalu, tapi ternyata melihat apa yang sudah aku alami, aku sama sekali
bukan orang yang pemalu. Hanya saja, setelah aku membaca di beberapa website
dan majalah, aku termasuk tipe observer.
Aku ingin mengenal orang-orang baru itu, tapi akan lebih nyaman buatku kalau
aku mengamati perilaku mereka terlebih dahulu dulu sebelum mengajak berkenalan.
Itu lah kenapa aku selalu nampak seperti cewek pendiam kalau aku baru berada di
suatu tempat atau komunitas baru. Selain itu, aku memang tipe listener, which
means aku akan dengan sabar mendengarkan curhatan atau cerita sepanjang apapun.
Namun ketika tiba saatnya untuk aku harus berbicara, aku akan lebih sering mengutarakan
apa inti pembicaraanku tanpa berbelit-belit, jadi kelihatan seperti aku hemat
bicara. Sebenarnya nggak juga, soalnya kalo aku mencoba memberi detail lain
untuk membuat pembicaraanku terdengar panjang, aku malah akan memberikan unimportant details dan berakhir dengan
membicarakan topik yang berbeda dengan topik awal. Kayak di post ini nih, tadi aku ngomongin masalah
kuliah eh sekarang jadi ngomongin kelemahanku. Nyambung nggak sih? Nyambung
dikit lah yaa..
Sekilas info di tengah keasyikan
menulis post ini: Ternyata kelas yang aku tinggal ada kuis dadakan -_-
Oke, lanjut nulis aja, yah.
Jadi, aku selama perjalanan dari rumah ke gerai makanan
cepat saji ini tuh, mikir kalo mbolos is OK, tapi aku harus tetep ngerjain
tugas dengan bener dan ujian akhir juga harus dipersiapkan dengan bener. Gimana,
tuh?
Semoga, dengan kenakalanku bolos berkali-kali ini, aku bisa
mendapat pencerahan tentang apa yang harus aku lakukan di kemudian hari. FYI, kalo lagi kayak gini tuh tiba-tiba
suka kepikiran sebenernya aku punya kemampuan apa gitu yang bisa dikembangkan
dan jadi diriku sendiri. Sedangkan kalo lagi di kampus berasa kayak kerbau
dicocok hidung yang harus ngikutin apa yang diminta sedangkan aku nggak begitu
tulus ngelakuinnya. Well, sometimes we need
to be free and change into who we really are for a little while, right?
Kamis, 30 April 2015, 09:32
(Agatha Elma Febiyaska)
Comments
Post a Comment