Sebuah Pertemuan

Ia baru saja bertemu dengan sosok itu. Sosok yang selalu ia pikirkan dan rindukan setiap harinya selama lima tahun terakhir.

Reaksi yang seharusnya terjadi setelah pertemuan singkat dan canggung itu adalah senang. Anehnya, begitu sosok itu berlalu setelah sebuah jabat tangan perpisahan, ia merasakan ada yang salah dengan dirinya. Ia cukup senang. Ya, hanya sebatas ‘cukup.’ Namun ada sesuatu yang mengganjal, yang ia sendiri tidak tahu apa dan mengapa.

Batinnya mulai terusik. Apakah rasa itu sudah menghilang karena sosok yang lain itu? Di manakah hatinya berada sekarang?

Pijakannya mulai goyah.

Sosok itu maupun sosok yang lain sebenarnya sama saja. Jauh. Nyaris tak nyata.

Bagaimanapun, ia menemukan suatu rasa, rasa yang sama; ada pada dua sosok itu.

Sekarang, pada siapakah rasa itu hadir lebih kuat dan nyata?

Ia ingin mengetahui jawabannya, meskipun tetap saja pada akhirnya ia hanya bisa menyampaikan semua yang ada dalam hatinya melalui doa dengan perantaraan Yang Maha Tahu.






Tuhan, apa lagi kali ini? 





Comments

Popular Posts