Sebuah Pelajaran
Aku bisa melihatmu sedang berjalan ke sana
Semakin mendekati mimpi yang sudah mulai kamu rajut sejak
bertahun-tahun yang lalu
Aku bisa melihatmu tersenyum bahagia
Aku bisa melihatmu dengan tulus melakukan berbagai hal
Meskipun aku hanya bisa melihatmu dari sini
Melihatmu dari belakang
Melihatmu berjalan menjauh dari tempat aku berpijak
Aku tahu, kamu tidak akan pernah berbalik atau berbelok
Aku tahu, menolehkan kepala pun tidak akan kamu lakukan
Aku tahu, kamu akan terus bergerak mendekati terang itu
Yang aku tidak tahu, apakah kamu pernah berkeinginan untuk,
setidaknya sedetik saja melihatku?
Yang aku ingin tahu, pernahkah kamu memikirkanku?
Yang aku heran, tidakkah kamu ingin bertanya barang satu-dua
hal padaku?
Kamu terlihat yakin berjalan ke arah itu
Kamu nampak mantap melangkahkan kakimu ke depan
Kamu seperti enggan memberiku celah untuk hadir dalam
kisahmu selanjutnya
Sungguh, aku ingin melangkah mendekatimu
Aku ingin meraih tanganmu
Terlebih, aku ingin menatap mata jenakamu
Hanya untuk memastikan apakah selama ini
Aku hanya berharap pada kekosongan ataukah tidak
Tapi tembok tak kasat mata yang berdiri kokoh di depanku
ini,
Tembok yang kamu bangun sejak saat itu,
Berhasil menggagalkan niatku untuk mendekat ke arahmu
Dan membuatku hanya mampu berdiri diam menyaksikan
punggungmu
Yang semakin mengecil seiring langkahmu yang semakin dekat
ke titik itu
Tuhan, inikah hal baru yang harus kupelajari dalam hidup
ini?
Belajar untuk tahu diri dan melepaskan?
July 14th 2015, 23:05
(Agatha Elma Febiyaska)
Comments
Post a Comment