BUM! It's over..

Sudah sejak tadi pagi...

Pagi, hari pertama ujian praktek.
Niat semula mau iseng online, tapi di salah satu jejaring sosial itu aku menemukan suatu hal yang membuat semangatku yang masih hangat-hangat tai ayam itu runtuh. Seketika. Nyesek. 
Yah, mungkin itu hanya hal sepele, namun sebagai manusia berdarah AB, imajinasiku pun me-liar melihat hal itu. Entah perasaan apa yang tiba-tiba datang menyusupi tiap jengkal indraku. Aku tidak suka. Iya, aku benar-benar tidak suka melihat itu semua. Kalau saja aku dilahirkan sebagai sosok yang cengeng, saat itu juga aku pasti menitikkan air mata kekecewaan. Sayangnya, aku tidak dilahirkan untuk itu. Perasaan tidak menyenangkan itu terus menggerogoti. Aku tetaplah aku yang tegar, namun di dalam, aku merasakan keruntuhan itu. Runtuh, habis, hilang, pupus...

Tidak akan menjadi sebuah masalah jika aku tidak mengetahui mimpimu. Naluri  ke-kepo-anku pun menajam. Aku telusuri setiap jejak yang bisa kutelusuri dan kutemukan beberapa hal yang menarik dan mungkin kamu suka... Aku menghela nafas. Aku menatap apa yang terpapar di layar di hadapanku. Seandainya mimpimu bukan 'itu', aku tidak akan ambil pusing. Hhhh... Iya, aku iri sama objek satu itu. Seandainya... seandainya... seandainya... Lagi-lagi aku harus berandai-andai. Permainan membosankan sepanjang kehidupanku. Aku muak!

Aku bisa apa sih? Nggak ada! Aku ingin menangis, aku ingin marah, aku ingin memeluk semua sahabatku dan menceritakan hal (bodoh) itu pada mereka. Tapi (lagi-lagi) hari ini aku hidup bukan untuk hal remeh macam itu.
Aku berangkat sekolah, bercerita dan tertawa bersama teman-teman dan sahabat-sahabatku. Seperti biasa, aku menunjukkan kelihaianku bermain peran. Aku tertawa, namun pikiranku tidak mencerna dengan baik objek tertawaanku. Aku membicarakan berbagai hal dengan lancar, namun sebenarnya aku sangat berhati-hati agar tidak melontarkan sepatah kata pun tentang hal yang aku alami dan (masih) aku rasakan sebelum (dan sesudah) menjejakkan kaki di sekolah. 

Aku memutuskan untuk kembali menghindari namamu, seperti yang sudah berkali-kali aku lakukan, namun gagal juga berkali-kali.
Mulai hari ini, aku ingin kembali ke usahaku untuk mengakhiri, untuk kesekian kalinya. Pahit... selalu! Sayang, kamu nggak tahu gimana rasanya dan gimana usahaku untuk semua ini...

I was fall in love  few days ago, but now, my heart's fall and broken. It falls... because of you...




Maaf, aku nggak suka sepak bola..












Kamar, Broken-hearted girl, 14:02
(Agatha Elma Febiyaska)

Comments

Post a Comment

Popular Posts