Orang Baik :')

Awan gelap entah bernama cumolonimbus atau sejenisnya, menggantung di langit... Kelas terlihat suram, namun tidak dengan penghuninya...

Begitu menerima pesan singkat yang mengabarkan bahwa jalan menuju rumah dari sekolah sedang hujan deras, aku langsung menjawab pesan tersebut sambil tersenyum: Tenang aja. Aku bawa mantol + sandal + kresek. Perfect combination!
Ketika jam pelajaran berakhir, aku segera mengajak temanku turun untuk segera pulang karena memang langit sudah bermuram durja. Sampai di bawah, di sebelah motor, aku segera mengeluarkan 'persenjataanku'. Bagasi motor yang kecil mampu menampung sandal. Luar biasa? Tidak. Karena sandal yang kubawa adalah sandal hotel. Kepraktisan. Setelah mengganti sepatu dan memasukkannya ke kresek, lalu memakai sandal praktis itu, aku sekalian mengeluarkan mantol dan dengan alasan kepraktisan selanjutnya, aku menaruh mantol tersebut di punggung, di antara punggung dan tas ransel tepatnya. Yaaaa... biar kalo tiba-tiba hujan turun, tinggal menepi dan pakai mantol itu.

Aku memboncengkan temanku sampai pos satpam karena ia biasa menunggu jemputan di sana. Setelah itu, aku langsung melaju pulang sebelum benar-benar kehujanan. Sepanjang perjalanan, air langit hanya menitik sedikit sekali. Bejoku!
Perjalanan berlangsung lancar tanpa halangan dan rintangan, hingga sampai di suatu belokan, aku membelok dan mempercepat laju motor karena air langit sedikit mulai heboh berjatuhan. Ketika membelok dan mulai mempercepat laju, aku merasa ada sesuatu yang hilang... Sesuatu yang pergi tanpa seizinku... Sesuatu... Aku terus melaju meskipun memperlambat lajuku karena aku masih memikirkan 'sesuatu' itu...
MANTOL! Dan aku pun menepi. Aduh, malas cekayi ngambilnya.... Malu, actually!
Dengan langkah malas, aku berjalan menuju tempat jatuhnya mantol pink unyu-unyu milikku. Baru beberapa langkah, ada suara, "Mbak.. Mbak.. Ini.."
Ada seorang bapak-bapak melaju pelan sembari menyodorkan mantol pink unyu-unyu yang bikin malu. Ya ampun... Aku seneng, kaget, dan nggak mengira. Baik banget bapak itu... "Oh iya, makasih, Pak. Makasih..." ujarku. Lalu bapak itu pun melanjutkan perjalanannya.
Ketika melanjutkan perjalananku ke rumah, aku bergumam dalam hati, mengulang-ulang terus kalimat yang sama: Bapak tadi baik banget! Masih ada ya orang yang baik gitu... God bless him!


Bukannya nggak ada lagi orang baik, tapi dewasa ini, dapat kita lihat bahwa kebaikan orang-orang di sekitar kita banyak tertutup keburukan orang-orang lain yang jumlahnya sedikit, namun kejahatannya begitu berarti.. Iya nggak sih?



Ruang TV, Sedih tiba-tiba, 22:15
(Agatha Elma Febiyaska)

Comments

  1. hey, mbak writer..

    jdnya mau kmana bsk kuliah?

    sastra?

    ReplyDelete
    Replies
    1. hai :)
      belom tau. tapi ortu lebih ngarahin ke PBI Sadar sih..
      aku mau daftar UGM jg gak terlalu mantep. hehehe

      Delete

Post a Comment

Popular Posts