Idola di Awal Tahun

47 hari berlalu...

Baru segitu lamanya tahun 2012 ini berlangsung, tapi ada perubahan drastis yang terjadi dalam hidupku dan tentunya hidupmu. Mungkin ada beberapa faktor yang tidak kuketahui kenapa bisa jadi kayak gini. Semakin bermunculan saja pengagummu yang bahkan dengan terang-terangan mendekatimu dengan berbagai cara, yang selalu tersenyum bahagia mendapati sebuah kesempatan bersamamu, yang mengucapkan ucapan khasmu keras-keras hanya supaya orang di sekitarnya tahu dia menyukaimu, dan melakukan berbagai hal lain yang menunjukkan bahwa orang-orang itu menyukaimu.

Puzzle demi puzzle terbentuk, cerita demi cerita terungkap. Aku tertawa. Ya, aku tertawa mendengar dan mengetahui fakta-fakta yang bermunculan secara tiba-tiba hanya dalam kurun waktu tiga hari. 
"Yakin kamu ketawa?" Sahabat-sahabatku meragukan tindakanku. Bagaimana tidak? Aku menceritakan hal itu pada mereka dengan mata berkaca-kaca dan diakhiri dengan aku menutup mukaku, berusaha menyangkal apa yang sebenarnya berkecamuk dalam hati. Aku tertawa karena hanya itu yang bisa aku lakukan. Itu salah satu usahaku yang kamu pun tak tahu...

Aku berusaha bahagia dan turut senang mengetahui fakta-fakta itu. Aku mencoba menjadikannya hal yang menyenangkan. Aku berusaha mengesampingkan hatiku karena dalam postku sebelum ini, aku sudah berjanji untuk mulai meninggalkanmu (lagi). Dan ya, aku sudah berusaha meminimalisir kehebohanku terhadap namamu dan segala sesuatu yang berhubungan denganmu. Aku berusaha menahan dan diam. Itu usaha lain yang tak kamu sadari...

Menganggap lucu tingkah mereka atas reaksi rasa terhadapmu adalah hal paling mudah yang aku tahu dan bisa aku lakukan karena seperti yang sudah kukatakan, aku pemeran lakon yang hebat. Aku tertawa dan tertawa. Namun kalau aku menilik dalam ke hatiku, tidak akan ada sedikitpun tawa di sana. Tidak ada.

Aku jadi ingat sebuah quote: "Aku diam bukan karena aku ingin diam, tapi karena ada suatu hal yang membuatku untuk diam."

Quote yang dengan persis menggambarkan kondisiku saat ini. Mereka berusaha mendapatkan sedikit saja perhatian, tatap, senyum, suara, dan tawamu dengan berbagai cara, tapi aku memilih untuk diam menyaksikan itu semua. Jujur, aku tidak bisa berperilaku seperti itu. Aku hanya bisa diam terhadap fakta-fakta itu dan membawa semuanya ke dalam arus kisahku meskipun itu merusak jalinan kisahku.

Selamat menjalani hari baru dengan banyak tokoh baru dalam kisahmu, selamat bersenang-senang dengan hidupmu yang nampaknya jauh lebih berwarna. Tuhan memberkatimu, selalu! :_)



Hatiku tak akan pernah 
se-diam tingkahku...





Kamar Saka, Nyiapin Sesorah, 18:23
(Agatha Elma Febiyaska)

Comments

Post a Comment

Popular Posts