Sampai Sekarang, Masih Untukmu...

"Aku yang pernah engkau kuatkan, aku yang pernah kau bangkitkan, aku yang pernah kau beri rasa..." (Puisi - Jikustik)


Sudah hampir dua tahun aku dan kamu 'bersama'.
Aku memaksa bayangmu menetap di sudut pikirku,
untuk bersama menjalani semua ini.
Sebelah tangan.

Aku menganggapmu juga mengingat semua itu,
apa yang terjadi hanya dalam kurun waktu sebulan.
Anggapan.

Kamu sempat merubahku menjadi lebih baik.
Menumbuhkan tunas-tunas semangat dalam kisahku,
menabur manis di atas pahitku
Pernah.

Kamu berbaik hati padaku.
Membiarkanku mencecap ramah dan senyummu,
mendengar tawa dan ceritamu,
menikmati jarak yang minimalis,
membiarkan harapku menari.
Dulu.

Mimpi dan indah itu mulai kabur.
Hatimu telah direbut.
Mereka menang atasku.
Sikapmu tak sama padaku.
Itukah kebenaran?
Atau malah kebohongan itu sendiri?
Kamu tidak adil.
Kalah.

Kamu harap dan senyumku,
kamu semangat dan kuatku.
Aku kini adalah aku karena kamu,
meski aku kini sudah tak seutuh dan sekokoh kala itu.
Rapuh.

Senyumku menghambar,
harapku menguap,
semangatku mencair,
kuatku melemah.
Aku detik ini adalah aku karena kamu.
Beda.

Kamu bukan lagi kamu kala indah itu.
Terlebih aku, sudah berubah.
Terpaan waktu, coretan kisah membentuknya menjadi tak lagi seirama.
Terlalu dingin untukmu,
terlalu kokoh untukku.
Gunung es.

Itukah kita? Atau itukah yang kini berdiri kokoh di antara?






19-20 Agustus, Kamar Elma
(Agatha Elma Febiyaska)

Comments

Popular Posts