Kemaren, tanggal 23 Februari 2021, aku mulai cek website Korean Embassy dan download informasi buat GKS-G tahun ini. Dari situ, aku lanjut diving deeper buat nyari universitas.
Untuk apply lewat yang Embassy Track, pelamar beasiswa harus milih 3 universitas dan universitasnya tuh ada pilihannya. Pilihan universitas ini dibagi jadi Type A dan Type B. Type A adalah universitas yang letaknya di Seoul, termasuk SKY atau tiga universitas terbaik di Korea (Seoul National University, Korea University, Yonsei University). Sementara Type B adalah universitas yang letaknya di luar Seoul, seperti di Daejon, Chunceon, dan Busan.
Awalnya, aku tentu mengincar universitas Type A dengan pertimbangan polos dan malasku: karena letaknya di Seoul, jadi tidak perlu repot. TAPI TERNYATA, kampus-kampus di kelompok Type A ini tidak ada yang sesuai dengan tujuan studiku. Lebih sesuai sama tujuan selain studi, which is not right. Ketika udah mulai mikir, "Yah, masak nggak ada nih, universitas di Seoul yang cocok? Terus gimana dong kalo nggak di Seoul?" tiba-tiba otakku membuka satu kotak ingatan:
"LHA DULU IKUT EXCHANGE PROGRAM APA IYA DI SEOUL?? ITU MALAH 5 JAM NAIK BUS DARI SEOUL, LHO! INI OPSI LAINNYA CUMA 2 - 3 JAM DARI SEOUL. ASTAGAH."
Hahahaha. Suka gitu kan anaknya; lupa sendiri sama apa aja yang udah dilalui di hidup ini.
Berbekal ingatan dan pengalaman itu, akhirnya aku menyusuri satu per satu universitas di Type B yang sesuai kriteria tujuan studi dan kriteria pribadi. Oh iya, pelamar kandidat wajib milih at least one university from the Type B category, anyway.
Ini lho, kriteria yang kubawa-bawa ketika masuk ke website universities dan cek video-video tentang those universities:
Jurusan Tourism Management
Oke, itu jurusan yang akan aku ambil untuk Master di Korea. Aku jelaskan detail alasannya di post lain, ya (janji aja terooosshh).
Jurusan itu tidak banyak ada di universitas yang masuk dalam list penerima mahasiswa KGSP. Dari puluhan universitas yang disebutkan (baik dari Type A dan Type B), hanya ada sekitar 5 universitas yang memiliki jurusan tersebut. Aku sebenarnya mengincar 2 universitas di Seoul, yaitu Kyung-hee University dan Hanyang University. Kedua nama universitas itu aku dapatkan dari riset awalku pas cari universitas. Keduanya ada di kategori Type A university, yang berarti kemungkinannya akan cukup sulit ditembusnya. Rasanya enggan banget waktu mau cari opsi universitas Type B karena pikiran polos dan malas yang kusebutkan di awal tadi. Sampai akhirnya kemarin aku download list universitas dan buku kumpulan informasi semua universitas yang disediakan KGSP buat cari di setiap universitas, mana saja yang memiliki jurusan Tourism Management.
Hasilnya, aku mendapatkan 3 universitas yang semuanya adalah universitas Type B. Karena aku udah memantapkan buat beneran fokus belajar dan dulu juga nggak masalah buatku tinggal jauh di luar Seoul, akhirnya aku akan memfokuskan buat riset lebih dalam tentang 3 universitas ini.
Bahasa Pengantar Korean/English
Ini lho, poin yang membuatku nggak bisa pilih universitas di Seoul karena 2 universitas yang kusebutkan tadi menyediakan jurusan yang aku mau, tapi bahasa pengantarnya 100% Korean.
Memang sih, aku akan wajib mengambil kelas Korean selama setahun sebelum entering my Master life. Tapi, aku sadar kemampuanku nggak akan sampe menguasai Korean dalam waktu 2 tahun (setahunnya ambil les privat di Indonesia sejak Agustus 2020 kemaren) sampe pada titik yang aku bisa memahami bacaan-bacaan kuliah in Korean. Di Master degree, bacaan kuliah tuh bakalan se-abrek banget. Emang sih, aku harus berusaha total buat dapet kemampuan Korean yang baik sebagai konsekuensi dari keputusanku buat milih studi lanjut di Korea.
Sementara aku menyiapkan ini-itu, aku udah memantapkan diri buat menyisihkan uang untuk melanjutkan les privat Korean demi nggak keteteran. Siap-siap aja kalo akhirnya jurusan yang aku apply nggak ada English Track, jadi harus 100 Korean :) Prepare for the worst biar nggak jadi worst.
Dormitory!
Sebagai penghamba kenyamanan--meskipun nggak masalah juga kalo harus hidup dalam ketidaknyamanan, but if I can struggle to get the comfort, why not?--aku sampe nontonin banyak video Youtube yang tentang dorm di tiga kampus yang aku catet. Nggak butuh yang single room, soalnya mahal pasti, tapi yang penting bersih dan ada kamar mandinya, bukan yang shared bathroom satu lantai gitu.
Lebih bagus lagi kalo ada lift-nya, jadi nggak ngoyo banget naik tangga :") Udah pernah ngerasain kamar di lantai 4 tuh rasanya hell kalo lagi mager atau buru-buru. Nggak lagi gitu pun, udah nguras tenaga duluan. Belom lagi kudu jalan ke kelas, kan.
Untuk dormitory ini, dibayarnya per semester atau per bulan gitu. Kira-kira 2,5 jutaan rupiah per bulannya. Ada satu dari tiga universitas yang aku catet itu harga dorm-nya murah dibanding yang lain, bahkan terkenal sebagai universitas dengan harga sewa dorm termurah.
Tapiiii.. Ada satu universitas swasta yang looks super comfortable banget dorm-nya, dengan harga yang rata-rata. Dibanding 2 universitas lainnya, aku bisa menaruhnya di urutan pertama untuk urusan dorm.
Meskipun berniat (dan emang harus, sih!) buat hidup efisien dan ekonomis selama di sana, aku tipe yang nggak pengen suffering banget gitu, lho. Kalopun harus irit makan hayuk lah, tapi please give me a comfortable (shared) room. Gimana pun kan di sana aku bertujuan buat belajar. Nah, kalo tersiksa ya gimanaaaaa.. Ditambah lagi, belajar di sana tuh nggak bisa yang santai-santai gitu, kan. Daripada malah stres atau sakit, mending dibikin seimbang dan masuk akal aja, deh.
Tidak di Seoul
Kalau kebanyakan yang mau kuliah di Korea pada ngincer universitas di Seoul, aku malah akhirnya memantapkan hati buat enggak ambil yang di sana. Awalnya aku juga pasti pengennya di Seoul kan, biar enak gitu. But what I missed is that, the living cost could be higher than the other areas. Padahal, benefits yang didapet dari beasiswa itu tidak meng-cover biaya tempat tinggal dan makan secara khusus. Jadi grantee dikasih sejumlah uang (tahun ini sih 1,000,000 won per bulan) dan itu monggo dipake buat tempat tinggal, makan, paket data HP, entertainment, dan lain-lain. Asuransi bulanan excluded, ya.
Melihat itu, aku jadi mikir lagi sampe akhirnya aku milih di Busan aja. Walaupun Busan juga kota besar, tapi beberapa harga kebutuhan hidup slightly cheaper than Seoul. Dan kalo aku di Seoul tuh aku khawatir mudah tergoda buat jajan dan jalan-jalan because I just know myself well.
Lagipula, universitas dengan jurusan yang kuincar, yang menyediakan English Track malah adanya di Busan. Cocok lah kalo gitu!
Oke, next post aku akan ceritain lebih detail dan mengerucut tentang universitas yang aku pilih. Karena baru semalem aku makin yakin (2 March 2021) buat pilih universitas itu.
-엘
Comments
Post a Comment