Tenang ya, Diriku

Source: Pinterest

Berangkat dari sosok yang super overthinking, kemudian berangsur membaik, namun belum sepenuhnya; membuatku masih harus berhadapan dengan kekhawatiran dan kekalutan, pun kebingungan yang disertai ketakutan ketika ada perubahan terjadi dalam hidupku. Baik itu perubahan temporer, maupun permanen. Segala hal yang tidak biasa bagiku masih berhasil membuka pintu overthinking room-ku dengan mudah. 

Berbaring, mencoba untuk tidur, atau menonton hal yang menghibur menjadi pelarianku. Daripada terhanyut dalam derasnya arus what if yang pernah hampir menenggelamkanku berkali-kali di masa lalu, aku memilih untuk tidak menceburkan diri ke dalamnya, namun menyaksikannya sekilas sembari melakukan hal lain.

Susah. 

Tapi aku merasa berhasil melawan kali ini. Aku semakin mampu untuk mengesampingkan pemikiran yang tidak perlu dipikirkan saat ini. Misalnya saja, kalau kemarin aku terlalu fokus dengan hal itu dan tidak bisa menahan pikiranku berlarian panik ke sana-sini, aku akan membiarkan perutku merasakan ilusi rasa kenyang, padahal realitanya, perutku kosong dan butuh diisi. Kalau aku tidak menarik diriku ke calm room, aku bisa saja tidak makan seharian bahkan hingga hari ini atau besok, aku bisa cuma makan sedikit sekali. "Positif"nya adalah aku bisa kehilangan berat badan, yang dibarengi dengan hal "negatif" yaitu hilangnya perasaan baik dan semangat dalam hidupku. Itu melelahkan dan menyakitkan; aku tahu sekali dan aku tidak mau mengalami lagi. 

Jujur saja, dengan berusaha untuk berubah menjadi sosok yang tidak super overthinking lagi, aku menjadi sosok yang tidak lagi terlalu mengutamakan perasaan, tapi logika. Meskipun begitu, aku tidak menginginkan perubahan cara pikir yang sempurna, sehingga aku masih megizinkan ketika perasaanku bertindak lebih kuat ketimbang logika-ku. Tapi, aku jadi lebih bisa merasakan kalau perasaanku sudah terlalu berlebihan dan aku pun bisa langsung mendorong si logika untuk membuat si perasaan mundur perlahan, agar tahu batas posisinya untuk membuatku tetap sehat jiwa dan raga. 

*

Hari ini aku harus bergelut cukup hebat untuk menjaga pintu overthinking room-ku agar tidak terbuka lebar. Susah sekali kali ini. Apalagi tubuhku merespon terlalu baik dan terlalu cepat.

Syukurlah aku memiliki sosok-sosok yang baik sekali, yang mencurahkan perhatian mereka secara luar biasa padaku. God sent the right people for me that I cannot stop being grateful for this life. 

Besides, aku juga memeluk diriku sendiri melalui beberapa kata di sosial media dengan pembaca terbatas. Aku tidak ingin dikomentari. Aku hanya ingin mengungkapkannya. Seperti di sini, di balik kata demi kata ini, ada segumpal rasa yang tak berbentuk dan berwarna aneh: indescribe-able. 

I will remember this day as one of the unforgettable days in 2020. And tomorrow, of course. And especially, the day after tomorrow. 

So, dear myself: you're doing well. It's not your fault. God has put everything into places. 



20-10-2020
22:24


Comments

Popular Posts