Sebuah Pesan Untuk Diriku: Terima Kasih #refELection




Terima kasih, Elma.

Terima kasih sudah melukiskan seulas senyum untuk Bapak dan Ibu dengan wisuda-mu, walaupun seharusnya kamu bisa lebih cepat untuk itu.


Terima kasih sudah mencoba dan terus mencoba melamar pekerjaan di beberapa tempat, bahkan beberapa sampai tahap akhir, meskipun akhirnya bukan tujuan akhir.

Terima kasih sudah berani mengambil keputusan-keputusan penting untuk hidup, walaupun harus diawali dengan berkonsultasi ke banyak kepala.

Terima kasih sudah mau pergi ke luar kota sendirian dengan kendaraan umum, meskipun kekhawatiran menyelimuti di awal.

Terima kasih sudah mengapresiasi orang lebih banyak lagi, walaupun dulunya enggan atau malu karena takut ditolak atau dianggap berlebihan.

Terima kasih sudah mau lebih banyak berbicara, meskipun masih ada saja yang mengeluhkan dan tidak bisa menerima diam-mu; yang merupakan bagian dirimu.


Terima kasih sudah tetap berbaik hati, walaupun sempat disakiti karena kamu tahu kebaikan itu berputar, sehingga ketika orang yang kamu beri kebaikan tidak menghargai baikmu, maka kamu akan mendapatkan kebaikan dari orang yang lain.

Terima kasih sudah mau mencoba hal yang membuatmu takut, meskipun pikiranmu yang selalu berlebihan itu hampir membuatmu tidak tahu karena hampir tidak jadi mencoba.

Terima kasih sudah sempat memperbolehkan seseorang memasuki hidupmu sangat dalam, walaupun sebenarnya susah bagimu untuk membuka diri dan percaya.


Terima kasih sudah merelakan pekerjaan yang hilang tiba-tiba, meskipun kamu terlanjur bergantung pada pekerjaan tersebut.

Terima kasih sudah memberikan kesempatan untuk Bapak dan Ibu menaruh harapan besar, walaupun awalnya kamu merasa semua akan sia-sia.

Terima kasih sudah tetap berjuang untuk orang yang menyayangimu dengan tulus, meskipun kamu dalam keadaan hancur karena orang yang kamu sayangi dengan tulus.

Terima kasih sudah mengingat untuk bersyukur akan berkat Tuhan yang luar biasa, walaupun kerap kali lupa dan Tuhan tidak pernah sedikitpun mengurangi berkatNya untukmu; justru semakin bertambah.


Terima kasih sudah menahan tangismu untuk terlihat tegar di depannya dan di depan beberapa orang, meskipun kamu tahu se-berapa rapuhnya kamu ketika itu.

Terima kasih sudah tetap peduli pada orang yang sudah memilih pergi, walaupun untuk tahu secara langsung tentangnya—kamu sudah tak memiliki hak; yang untungnya ada cara yang membuat kepedulianmu menjadi tak sia-sia: berdoa untuknya.

Terima kasih sudah terus menulis, meskipun tulisan-tulisanmu di tahun ini terasa gelap dan sedih; karena kamu selalu menulis dengan hati.

Terima kasih sudah berbagi cerita tentang berbagai hal, walaupun kamu sendiri tidak tahu makna di balik setiap cerita tapi kamu selalu suka sesi ngobrol dengan orang.

Terima kasih sudah menyemangati orang-orang, meskipun kamu juga sedang sering kehilangan semangat.


Terima kasih sudah menyadari kekuranganmu dalam kemampuan umum dan sosial, walaupun awalnya kamu sudah merasa baik dalam banyak hal.

Terima kasih sudah mau berjuang untuk tidak terus menyakiti diri sendiri, meskipun tidak mudah dan tidak selalu berhasil bahkan hingga detik ini.

Terima kasih sudah lebih peduli dengan kecantikan luar dan dalam, walaupun membutuhkan ketekunan dan perjuangan ini-itu.

Terima kasih sudah tetap ingat untuk mengusahakan kebahagiaan dirimu, meskipun susah menutupi dan menghilangkan kesedihan dan kekecewaan yang dalam.

Terima kasih sudah mencoba hal yang menimbulkan banyak konflik dalam diri, walaupun ada hal yang membuatmu tak bisa menahan untuk (lagi-lagi) menitikkan air mata. 

Terima kasih, Elma.

Terima kasih sudah berjuang untuk banyak hal tahun ini dan terima kasih karena kamu sudah bertahan melewati setiap tantangan.

Terima kasih untuk setiap senyum, kebaikan, tangis, cibiran, iri hati, kekecewaan, rasa minder, ke-optimis-an selama tahun ini.

Terima kasih sudah se-kuat ini.

Terima kasih sudah bertahan. 


“Tuhan, jadikanlah aku pribadi yang lebih baik lagi dan jadikanlah aku selalu perantara berkatMu untuk sesama.”

Kamu ingat baris doa yang tidak pernah absen dari doamu itu? Jadilah seperti itu tahun depan dan tahun depannya lagi dan seterusnya.

Percayalah, ketika kamu tulus memintanya pada Tuhan, Tuhan sungguh akan menjadikannya nyata seturut kehendakNya.

Elma, selamat berjuang dan belajar kembali di tahun 2019!






Mucho amor,
el

Comments

Post a Comment

Popular Posts