2017: Tahun yang (Super) Mendewasakan #refELection



Basi nggak kalau aku bilang tahun 2017 berjalan cepet? No. Nggak cepet, tapi cueeeeepppeeeeettt buaaangeeeetttttt! Parah, sih. *ala-ala food blogger habis nyobain makanan enak*


Seperti biasa, aku paling suka nih, bagian kayak gini. Mengingat dan merefleksikan apa aja yang udah kualami dalam kurun waktu setahun ini. Apalagi tahun 2017 ini sangat sangat sangat sangat spesial. Banyak kejutan-kejutan, mulai dari hal positif sampai negatif. Menurutku, kejadian nggak mengenakkan pun bisa jadi pelajaran luar biasa, ya nggak?

*

KKN. Pembekalannya, keribetan persiapannya, sampe malesnya ngejalanin KKN. Semua rasanya barusan kejadian, tapi ternyata udah setahun aja dan ternyata KKN nggak se-menyeramkan itu. Pas KKN aku banyak ngeyel dengan ngecat rambutku (di mana aturannya harusnya rambut nggak boleh dicat dan aku baru ngeh setelah aku ngecat rambutku beberapa hari dan aku tetep dengan cueknya berangkat KKN dengan cat rambut under-highlight yang memunculkan pertanyaan dari anak-anak di tempat KKN ketika les,”Mbak, rambut e diapakke e?”) sampai aku yang setiap minggu balik Jogja dengan berbagai alasan; menempuh perjalanan bawa motor sambil ngantuk-ngantuk saking panjangnya jalan lurus Jogja-Solo yang membosankan.






KKN mempertemukan aku sama orang-orang keren, bahkan aku bisa deket sama dua lelaki edan yang super sabar dengerin aku dan ngadepin ke-moody-anku. Aku yang berkali-kali bilang kalo nggak gampang deket, bahkan temenan doang, sama cowok, jadi ngerasa lebih luwes buat temenan sama cowok setelah bersama mereka selama 25 hari. Meskipun kami nggak rutin komunikasi setelah KKN, tapi kami nggak ngerasa awkward atau gimana. Gimanapun, udah banyak cerita yang kami bagi ketika itu. You’re awesome, guys!

Ulang tahun. Tahun 2017 adalah tahun ke-23 hidupku. Lucu juga ulang tahunku karena aku dikasih kejutan sama temen-temen Lektor yang bekerjasama sama orang rumah. Berasa balik ke masa-masa SMA dulu. Disiram air, tepung, telur. Kenapa lah mereka kepikiran buat ngasih kejutan kayak gitu? Hahahaha. Tapi malah jadi mengesankan pastinya. I feel soooo loved that way! Makasih ya, gengs!


Temen-temen Lektor yang ngasih kejutan QEREND!

Dibeliin roti lucuk sama temen-temen KKN :3

Birthday dinner with closest people <3 

Kirab Salib AYD. Woaahh.. Di sini aku lagi-lagi belajar bekerjasama dengan banyak orang. Bahkan, aku dapet kesempatan buat jadi salah satu pemeran dalam kethoprak yang ditampilkan untuk Malam Puncak Kirab Salib AYD 2017 di Gereja St. Alfonsus Nandan. Jadi Mbok Rondho yang mentel dan.... simbok-simbok pokoknya. Selain pengalaman berperan itu, ada banyaakk pengalaman lainnya yang super berkesan.


Yeay! Untuk pertama kalinya tugas bertiga yeeee pas pembukaan Kirab Salib AYD di Nandan

Panitia Kirab Salib AYD 2017 di Nandan

Kunjungan ke Panti Rehabilitasi KUNCI dalam rangkaian acara Kirab Salib AYD 2017 di Nandan

Jadi perwakilan OMK di Sarasehan Lingkungan. Masih dalam rangkaian Kirab Salib AYD 2017 di Nandan

Mbok Rondho dan Klenthing Merah di Malam Puncak Kirab Salib AYD 2017 di Nandan


Skripsi. Gila sih ini. Mulai dari mau nyerah karena berasa hilang arah sama apa yang aku tulis, sampe akhirnya tersulut lagi semangatnya buat tetep lanjutin. Apalagi detik-detik waktu ngejar kudu selesai bulan Agustus biar bisa sidang September. Revisi super cepet, nyamperin dosbing sampe Ganjuran, skripsi sampe diukur pake penggaris manual biar bener formatnya, dan jatuh-bangun lainnya. Puji Tuhan, di sini banyak banget yang dukung dan nyemangatin aku dengan luar biasanya.


Data skripsi yang nyampe 200an lembar. Boros kertaaaassss huhuhuhu

Sidang. Bulan September tanggal 13 jadi hari yang bersejarah karena setelah ditinggal temen-temen dan hampir nyerah berkali-kali, akhirnya aku bisa mempertanggungjawabkan skripsiku di depan penguji. Legaaaaaa banget rasanya begitu keluar dari ruang sidang. Dan yang bikin aku super bersyukur lagi adalah ternyata banyak banget yang care sama aku, yang ngasih ucapan selamat dan hadiah macem-macem. Mulai dari adek tingkat, temen gereja, sahabat-sahabat, dan tentunya keluarga. Baiiiiikkk bangeeeeettt kaliaaaaaannnnn! Sumpaaaaahhhh... Aku bahkan masih simpen kertas-kertas ucapan selamat yang mereka sisipkan di hadiah mereka. Those are so meaningful.





Jepretan langsung di ruang sidang. Karya Bapak Dosbing. 

Perwakilan Genggong yeeeeee <3

Bapak Dosbing yang banyak fans


Temen-temen Lektor <3

CWT! <3

Ditawarin kerja. Sebenernya, selesai sidang, aku berencana buat melepas penat berlibur ke timur Indonesia. Tapi, ternyata aku belum bisa melakukannya karena satu hal. Aku dicari pekerjaan. Kesannya sombong yeee.. Padahal ini bikin aku galau banget. Baruuuu aja 3 mingguan selesai sidang dan revisi, eh ditelfon sama ‘bos’ lama waktu kerja part time sebagai content writer. Aku diajakkin gabung sama tim e-commerce sebuah perusahaan furnitur buat jadi editor dan content writer. Di Jepara. Iya, Jepara. Kota yang aku tahu sebatas namanya aja dari pelajaran sejarah dan berbagai promosi wisata Karimun Jawa. Gila lah itu. Dan gilanya lagi, aku mengiyakan ajakan itu setelah aku tanya sana-sini karena aku sendiri nggak bisa memutuskan. Sampe aku dengan niatnya dateng ke Jepara buat wawancara dan tanda tangan kerja, seminggu sebelum mulai kerja.


Sore itu di pinggir pantai. Di Jepara. 

Kerja. Persiapan pindahan selama seminggu itu penuh drama. Farewell sana-sini, belanja ini-itu, dan mikir macem-macem. For the first time in forever, aku bakalan ngekos. Di kota yang aku nggak tau. Dan aku bakalan kerja kantoran. Aku ngerasa doaku “Nggak mau kerja di Jakarta dan mau kerja kantoran” terkabul. Tapi...........ternyata............ Kehidupan baru itu membawaku pada banyak penemuan sisi-sisi diriku yang selama ini belum aku lihat. Sebulan pertama di sana adalah tantangan terbesar. Nangis, stres, linglung, dan perasaan nggak enak lainnya sering aku rasain. Aku mencoba menghadapi itu dengan berbagai cara. Cara yang paling bener adalah aku pulang ke Jogja kapanpun ada kesempatan.


Kenampakan kantor

Meja kerja
Kerja di sebuah perusahaan furnitur sebagai penulis dari matahari terbit sampai bulan bersinar membuat aku banyak dapet pelajaran baru. Baik itu pengetahuan tentang furnitur dan desain interior, sampai pelajaran sosial dan mental. Hingga akhirnya aku ngerasa kehidupanku terlalu monoton dan aku kehilangan diriku di sana. Masuk kantor pagi dan balik kos cuma buat tidur karena capek duduk dan ngadep monitor belasan jam, terus ngulangin hal yang sama besoknya dan besoknya dan besoknya. Dan aku akan segera mengakhiri itu karena separo dari masa percobaanku adalah masa di mana sebenernya hatiku udah berhenti bekerja, tapi fisikku masih harus melanjutkannya.

Aku bersyukur dapet kesempatan kerja di sebuah kota baru. Nggak akan banyak yang berani untuk mencoba hal tersebut karena ketakutan akan ini-itu. Aku pun begitu, tapi setidaknya aku mencobanya. Jepara sudah menjadi bagian hidupku dengan kisahnya sendiri.

Impian. Aku menulis resolusi tahun 2017 di penghujung tahun 2016 dan salah satunya adalah aku ingin mewujudkan mimpiku untuk pergi ke Amerika. Sebenarnya sudah ada sebuah jalan terbuka. Aku pun sudah mengusahakan banyak hal. Tapi, sepertinya Tuhan melihat kalau aku belum siap untuk itu. Karenanya, aku masih disiapkan lagi. Ada kesempatan lain, yang juga aku coba, tapi aku masih belum tahu bagaimana kelanjutannya. Yang jelas, aku akan tetap berusaha mewujudkan impianku ini. Aku percaya bahwa sebuah impian harus benar-benar dihidupi supaya bisa terwujud suatu saat nanti.


Museum Fatahillah. Tempat pertama yang aku kunjungi sama Kak Nilam setelah kekecewaan siang itu.


Menghibur diri banget seharian itu, ditemenin Kak Nilam sampe ke SeaWorld segala


Perpisahan. Orang-orang dalam hidup tentunya datang dan pergi, untuk mengejar mimpi atau pencarian diri. Ada beberapa teman baikku harus pergi dari Jogja karena mereka harus berjuang untuk kehidupan yang sebenarnya. Mereka harus bekerja di Jakarta, Pacitan, hingga Pekanbaru. Perpisahan tentunya tidak mengenakkan untukku. Aku tidak suka ditinggalkan dan merasa kehilangan. Tapi aku juga tidak bisa menahan mereka dengan alasan apapun. Ya, perpisahan adalah hal yang wajar terjadi dalam hidup ini. tempat-tempat di mana mereka biasa hadir tentunya masih kosong karena aku tidak memiliki teman yang sebegitu banyaknya. Ketidakhadiran mereka dalam rutinitasku seperti dahulu sudah mengubah banyak hal. Mengubahku, mengubah mereka. Kami sama-sama belajar membiasakan diri dengan hal-hal baru. Sampai beberapa bulan yang lalu, aku pun harus berpisah dengan teman-teman di Jogja karena harus mulai bekerja di Jepara.








Cinta. Ini nih, yang bikin banyak temen-temen dan keluargaku geregetan dan penasaran. Apalagi kalo aku cuma jawab pake cengar-cengir atau ketidakjelasan. Lha wong aku aja bingung, kok. Untuk bagian ini, aku udah nggak tau lagi harus bersyukur gimana sama Tuhan karena Tuhan udah amat sangat baik sama aku. Aku dikasih pelajaran-pelajaran besar untuk hal ini selama setahun. Aku banyak didewasakan dalam hal ini. Aku yang tadinya nggak punya pengalaman, jadi numpuk pengalaman macem-macem dalam setahun. Tentunya nggak semuanya menyenangkan, tapi semuanya patut dibawa dalam syukur. Nggak cuma berproses dengan satu orang aja, tapi bagian ini juga membuatku berproses dengan banyak orang lain di sekitarku. Orang baru dan lama, orang deket dan jauh, temen biasa dan sahabat, sampe keluarga sendiri. Karena aku selalu bingung, tapi seneng dan bersyukur, sama apa yang aku jalani ini, jadi kalau ada yang tanya aku sebut apa semua ini, mungkin aku bisa bilang ini adalah: pembelajaran. Sebuah proses mempelajari kehidupan dari sisi lain yang baru aku temui di tahun 2017.




Tahun 2018. Banyak yang ingin aku capai di tahun 2018. Aku ingin mengunjungi negara baru, aku ingin pekerjaan yang sesuai, aku ingin bertemu banyak orang baru, aku ingin semakin rajin menulis, aku ingin semakin baik lagi untuk orang-orang di sekitarku, aku ingin lebih menerima keadaan diriku dan memperbaiki apa yang bisa diperbaiki dan meningkatkan apa yang sudah baik dan menghilangkan atau mengurangi yang merugikan diriku maupun orang lain, aku ingin lebih banyak bersyukur, dan masih banyak keinginan lainnya. Pada dasarnya, itu semua adalah keinginan-keinginan yang selalu aku inginkan setiap tahun berganti. Jadi, tugasku adalah meneruskan usahaku mewujudkan keinginan-keinginan tersebut di tahun 2018 dan tahun-tahun mendatang.





Menikah? Wah. Ya menjelang usia di mana teman-teman sudah banyak kepikiran untuk menikah dan bahkan sudah beneran menikah, aku tentunya terpikir juga akan hal itu. Tapi untuk sekarang, itu belum jadi fokus utamaku. Aku masih ingin mengumpulkan banyak bekal untuk memantaskan diri untuk calon suamiku. Siapa? Hahahahahaha. Ya bisa siapa saja. Waktu masih terus berjalan, pertemuan-pertemuan masih akan terjadi, orang-orang masih akan berdatangan, kisah-kisah tetap akan tertulis. Apapun itu, rencana Tuhan adalah peganganku. Meskipun aku tidak tahu, tapi aku percaya Tuhan punya rencana yang indah untuk hal ini.


Anggik dulu aja, yang udah pasti. Ehe. 

Sudah, sudah. Obrolannya jadi makin dewasa, ya.

Jelas. Kan tahun 2017 udah sangat membantuku untuk menjadi sosok yang lebih dewasa dari sebelumnya, melalui kejadian-kejadian yang keren; yang bikin nangis dan senyum. Setidaknya, itu yang aku rasakan. Kalau kalian sendiri, tahun 2017 udah bikin kalian jadi apa?






26 Desember 2017, 10:29

(Agatha Elma Febiyaska)

Comments

Post a Comment