I'm trying to....
Aku cuma nggak suka.
Kamu beda. Kenapa tiba-tiba
kamu seperti itu? Kenapa harus itu? Kenapa tidak yang lain?
Entah perasaan apa
yang selalu berkecamuk dalam diriku setiap kali aku melihatmu mengungkit itu di
tempat yang banyak orang bisa mengetahuinya. Aku tidak suka. Entah mengapa. Aku
bingung pada diriku sendiri. Aku bingung padamu. Aku tidak tahu apa yang
terjadi sekarang ini. Semuanya terasa begitu berbeda.
Aku mencoba
melupakanmu, menjauhkan diri dari semua tentangmu, menutup telingaku. Namun mataku
terus bereaksi, begitupun hatiku. Aku tidak bisa menerima perubahan yang
seperti ini. Ini terlalu.... menyakitkan. Entah bagian apa yang membuatku harus
merasakan sakit itu. Sesungguhnya semua orang memiliki hak yang sama untuk melakukan
itu, namun berbeda kisahnya ketika itu kamu.
Aku berusaha menahan
diri untuk tidak menjerit, untuk tidak menyakiti perasaanku dengan bulir air
mata. Tidak. Itu bukanlah hal yang pantas untuk kutangisi. Mungkin memang harus
begini kisahnya.
Dulu, kemarin, hari
ini. Aku selalu memohon pada Tuhan untuk memberikan kebahagiaan dalam hidupmu. Ya,
mungkin inilah kebahagiaan itu. Hidupmu sudah terisi dengan kebahagiaan,
sehingga aku tak lagi mengenalnya. Ini cara-Nya untuk menuntumu dalam lintasan
yang tepat, untuk menyingkirkanku secara halus dari lintasan yang sedang kamu
lalui saat ini.
Memang rasanya tidak
enak. Menahan semua rasa yang sebenarnya bisa saja kulampiaskan, namun sengaja tidak
kulakukan. Aku tidak ingin nampak begitu lemah di depanmu, meskipun terkadang
aku mengemis perhatianmu dengan menunjukkan ketidakmampuanku.
Ah, apa pun itu, aku ingin
berusaha tetap tersenyum menghadapinya. Perkara ini belum cukup mampu
memproduksi air mataku dengan baik. Tuhan masih memberikan ketegaran ekstra
untukku menghadapi ini. Demi kamu, aku akan berusaha untuk selalu tersenyum,
sesakit atau separah apa pun itu J
Sadar atau tidak,
kamu telah membuatku menjadi sosok
yang semakin tegar .
Terima kasih, kamu J
Comments
Post a Comment