Restu yang Bergulir #KoreanDream

Semalam ketika sedang mau memulai ritual santai dengan menonton BTS, tiba-tiba Ibuk masuk ke kamar dan berbicara mengenai rencana hidupnya dan Ayah. Aku pun akhirnya menceritakan rencana hidupku untuk satu tahun ke depan, yang berpengaruh juga untuk kehidupan orang tuaku.

"Aku taun depan beneran serius mau apply beasiswa, nih. Tapi aku bakalan tenang ninggalin Indonesia kalo misal kalian udah feel good and comfortable about the new world."

We know that the life has been changing so much within a year due to the pandemic. My father lost his job as a tour guide and my mother, a housewife, been trying to help to make ends meet by selling some food that she could make. Jadi, meskipun aku juga nggak bisa bantu banyak buat keluarga, aku tetep nggak tentrem buat ninggalin mereka kalo keadaan masih kayak gini. But thank to God that last night Ibuk told me that she's been making plan with Ayah for the future. Terus, Ibuk bilang,

"Dah, pergi sana. Nggak usah mikir yang di rumah. Pasti bisa."

dengan tambahan pesan,

"Jangan pacaran dulu, nanti rencananya jadi berubah. Nggak usah nikah dulu nggak papa to?"

Kujawablah, "Ya mamah tuh yang nggak papa kah kalo aku nggak nikah cepet-cepet?" 

"Yo nggak papa banget to."

Mendengar kalimat-kalimat di atas, rasanya hatiku lega dan pintuku semakin dibukakan lebar untuk melangkah lebih jauh dan menguatkan tekadku. 

Sebenarnya tahun lalu aku sudah pernah menyampaikan rencanaku ini ke Ibuk dan responnya pun sama. Tapi semalam rasanya aku mendapatkan konfirmasi ulang untuk restunya. 

Buatku itu penting, soalnya setelah yang pertama kali aku bilang dulu itu, aku sempat me-ragu lagi karena kondisi. 

Soooo.... aku bakalan lebih giat buat nyiapin dan mulai belajar bikin motivational letter, deketin dosbing skripsi dulu buat siap-siap minta reference letter, belajar buat tes IELTS (nggak harus tapi would be better if I have the certificate), dan tetep belajar bahasa Korea meskipun kalo keterima, aku wajib persiapan bahasa selama setahun sebelum mulai perkuliahan S2. 

Walopun masih setaun, aku udah deg-degan dari sekarang soalnya udah lama banget nggak nyiapin diri buat ikut kompetisi. Meskipun kuota untuk Indonesia cukup besar, tapi aku aware kalo peminat GKS di Indonesia itu juga banyak puol buanget. Aku harus mulai cari-cari apa kelebihanku dan mengasah itu. This won't be easy at all, but I won't stop easily. 


-엘

Comments

Popular Posts