Sebuah Jawaban dari Refleksi
Selalu kepentok hal yang
sama. Tapi, rencana Tuhan nggak pernah salah.
Lagi-lagi, aku harus ‘mendengar’ Tuhan berkata
padaku,
“Elma, nanti dulu, ya. Jangan dia, karena Aku ingin
dia menjadi salah satu gembalaKu di dunia. Aku begitu mencintainya, meskipun
Aku tahu kamupun mencintainya. Janganlah kamu khawatir dan lelah menunggu,
Elma. Saatnya akan tiba dengan tepat.”
Kali ini, semuanya terasa semakin nyata dan dekat.
Ini ketiga kalinya.
Aku tidak akan marah pada Tuhan karena aku sendiri
yang meminta padaNya kala itu,
“Kalau memang dia, bukakanlah hati kami dan
terangkanlah jalan kami. Kalau bukan dia, tidak apa-apa meskipun aku ingin.”
Aku tidak bisa memaksakan apa yang aku inginkan
karena bukan ‘terjadilah padaku menurut kehendakku’ melainkan ‘terjadilah
padaku menurut kehendakMu.’
Kehendak Tuhan adalah yang paling baik dan tepat dari
kehendak manusia manapun, termasuk kehendakku.
Tuhan menjawab doaku tersebut dengan kejadian demi
kejadian yang awalnya membuat aku kesal. Hingga pada satu titik, mata dan
hatiku terbuka karena Tuhan mengirimkan salah seorang anak yang dikasihiNya untuk
memberitahuku beberapa hal yang mengejutkan dan mengharukan.
Sungguh, kalau kamu merasa Tuhan tidak menyayangimu
karena apa yang kamu dapatkan justru berkebalikan dari yang kamu minta, kamu
harus terlebih dahulu mencari tahu sebelum menyalahkan Tuhan karena kalau kamu
merefleksikan lebih dalam, kamu baru bisa menyadari bahwa itu bisa jadi jawaban
terbaik dari Tuhan atas permintaanmu.
Sekarang, aku ingin melepaskan apa yang sebenarnya
belum sempat aku genggam, dengan cara membantunya kembali ke jalan yang dia
cintai sepenuh hati. Dengan mendoakannya. Karena aku percaya akan kekuatan doa
yang luar biasa.
23:43, 19 Februari 2016
(Agatha Elma Febiyaska)
Comments
Post a Comment