Senja Kali Ini
27 hari menjelang keberangkatan.
Mungkin ini adalah ritual yang kerap kali saya lakukan akhir-akhir ini: mengirim surel (surat elektronik) ke calon universitas di Negara Ginseng sana. Melengkapi inilah, mengisi itulah, memindai apalah. Banyaaaakk sekali berkas-berkas yang harus dikumpulkan.
Seperti di sore yang mendung ini, saya sedang diuji kesabarannya dengan jaringan internet di rumah saya. Saya butuh mengunggah empat data dan itu memerlukan waktu yang cukup, amat sangat cukup, lama.
Ah iya, saya juga sedang pusing dan tertekan karena menunggu surat penerimaan dari calon universitas saya yang katanya sudah dikirim beberapa hari yang lalu, namun tak kunjung tiba. Padahal, tanpa surat penerimaan tersebut, saya dan kedua teman saya tidak dapat memulai proses pembuatan visa. Entahlah, mungkin paket yang berisi berkas tersebut terhambat perjalanannya karena harus terlebih dahulu melalui Ibu Kota yang sedang dilanda banjir. Mungkin.
Sembari menunggu, saya sebenarnya bisa mempersiapkan hal lain, namun rasanya kalau belum memulai proses pembuatan visa, rasanya saya belum siap untuk berpindah ke persiapan lain. Mental dan kepercayaan diri saya saja masih carut-marut seperti ini. Masih suka panik kalau terbayang masa-masa pertama tiba di sana. Ini pengalaman pertama saya pergi ke negeri orang dan hebatnya, dengan waktu tinggal yang terbilang cukup lama. Hebatnya lagi, bahasa yang digunakan tidaklah sepenuhnya bahasa Inggris. Apalagi bahasa Indonesia! Kemampuan bahasa Korea saya sangat amat minim sekali.
Sampai saya hendak mengakhiri tulisan di post ini, unggahan saya belum selesai juga. Baiklah. Senja yang indah.
Sabtu, 25 Januari 2014
(Agatha Elma Febiyaska)
Mungkin ini adalah ritual yang kerap kali saya lakukan akhir-akhir ini: mengirim surel (surat elektronik) ke calon universitas di Negara Ginseng sana. Melengkapi inilah, mengisi itulah, memindai apalah. Banyaaaakk sekali berkas-berkas yang harus dikumpulkan.
Seperti di sore yang mendung ini, saya sedang diuji kesabarannya dengan jaringan internet di rumah saya. Saya butuh mengunggah empat data dan itu memerlukan waktu yang cukup, amat sangat cukup, lama.
Ah iya, saya juga sedang pusing dan tertekan karena menunggu surat penerimaan dari calon universitas saya yang katanya sudah dikirim beberapa hari yang lalu, namun tak kunjung tiba. Padahal, tanpa surat penerimaan tersebut, saya dan kedua teman saya tidak dapat memulai proses pembuatan visa. Entahlah, mungkin paket yang berisi berkas tersebut terhambat perjalanannya karena harus terlebih dahulu melalui Ibu Kota yang sedang dilanda banjir. Mungkin.
Sembari menunggu, saya sebenarnya bisa mempersiapkan hal lain, namun rasanya kalau belum memulai proses pembuatan visa, rasanya saya belum siap untuk berpindah ke persiapan lain. Mental dan kepercayaan diri saya saja masih carut-marut seperti ini. Masih suka panik kalau terbayang masa-masa pertama tiba di sana. Ini pengalaman pertama saya pergi ke negeri orang dan hebatnya, dengan waktu tinggal yang terbilang cukup lama. Hebatnya lagi, bahasa yang digunakan tidaklah sepenuhnya bahasa Inggris. Apalagi bahasa Indonesia! Kemampuan bahasa Korea saya sangat amat minim sekali.
Sampai saya hendak mengakhiri tulisan di post ini, unggahan saya belum selesai juga. Baiklah. Senja yang indah.
Sabtu, 25 Januari 2014
(Agatha Elma Febiyaska)
Comments
Post a Comment